Obama Ingin Makan Soto Ayam Pinggir Jalan

KOMPAS/ALIF ICHWAN/POOL
Presiden AS Barack Obama memberikansambutan dalam jamuan kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/11) malam, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hadir dalam acara itu Ny Ani Yudhoyono (kedua dari kiri), Michelle Obama (kedua dari kanan), Ketua MPR Taufik Kiemas (kiri) dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri.

JAKARTA, KOMPAS.com — Empat tahun lebih kurang si kecil Barry (julukan akrab Presiden Amerika Serikat Barack Obama) hidup di Jakarta dan belajar di sekolah Katolik SD Fransiscus Asisi di Tebet serta Sekolah Dasar Negeri 1 (SD Besuki) di Menteng. Atas pengalamannya hidup di Jakarta sampai usia 10 tahun sejak 1967 ini, banyak orang Indonesia berharap Obama akan melakukan banyak hal untuk Indonesia.

Berikut ini petikan wawancara tertulis Kompas dengan Obama, Selasa (9/11/2010), semasa Presiden Amerika Serikat ini masih melakukan kunjungan tiga harinya di India.

Bagaimana perasaan Anda bisa datang lagi ke Indonesia?

Pulang kampung nih! (I’ve come back to my hometown!) Saya melewatkan sebagian masa kecil saya yang indah di Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia menjadi bagian dari diri saya....

Saya sungguh senang bisa kembali di negeri yang indah ini dan menunjukkan kepada Michelle kota tempat dulu saya pernah tinggal.
Andai saja bisa, suatu ketika nanti pengin saya kembali ke sini sebagai warga biasa sehingga saya bisa berjalan-jalan dengan bebas, mengunjungi teman-teman lama, dan berhenti di pinggir jalan untuk makan soto ayam....

Meskipun demikian, kepentingan AS yang kuat dan berkembang di Indonesia tidak berakar dari perasaan pribadi saya. Akan tetapi, atas dasar kepentingan timbal balik antara dua negara dan atas dasar nilai-nilai bersama.

Indonesia adalah negeri dengan penduduk terbanyak keempat di dunia dan negara demokrasi terbesar ketiga yang berperan penting di kelompok negara-negara G-20, serta di berbagai institusi global dan regional. Banyak tantangan internasional, seperti menjaga lingkungan, tak bisa diatasi tanpa kontribusi aktif dari Indonesia.

Lebih dari itu, baik AS maupun Indonesia sama-sama berbagi nilai-nilai, termasuk komitmen akan pemerintahan yang demokratis, serta dedikasi untuk toleransi dan pluralisme bagi rakyat dengan berbagai suku dan agama, yang sama-sama bertujuan membentuk satu bangsa yang hidup dalam harmoni.

Jadi, AS mempunyai taruhan besar dalam kesuksesan di Indonesia, dan juga melalui Kemitraan Komprehensif yang baru di antara AS dan Indonesia. Kami akan mengupayakan hal-hal yang bisa membantu Indonesia agar makmur dan berkembang lebih kuat.

Lalu, apa yang bisa diharapkan oleh rakyat Indonesia dengan kunjungan Anda kali ini?.

Saya berharap kunjungan saya kali ini bisa meyakinkan rakyat Indonesia bahwa AS memandang Indonesia sebagai seorang teman yang menaruh perhatian lebih besar dari sebelumnya untuk meningkatkan hubungan kedua negara.

Kami banyak belajar dari Indonesia, sebagai sesama negara demokrasi, sebagai sebuah bangsa yang merengkuh warga dari banyak suku dan agama, yang mewarisi dari sebuah warisan budaya yang kaya.

Saya masih berharap akan melanjutkan pembicaraan dengan Presiden (Susilo Bambang) Yudhoyono serta mendengarkan advis-nya. Saya juga berharap bangsa Indonesia akan melihat Kemitraan Komprehensif yang baru saja kami bangun sebagai awal dari era baru dari hubungan kedua negara.

Dan akhirnya, penanganan ekonomi serta pertumbuhan Indonesia yang dinamis menyuguhkan kesempatan baik untuk (mewujudkan) perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan dalam kemitraan bisnis dengan pebisnis-pebisnis Amerika Serikat.

(Kami) berharap juga akan iklim bisnis yang lebih baik, terutama di wilayah penegakan hukum dan akses yang lebih terbuka sehingga akan menarik lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, serta akan berkontribusi bagi keberhasilan ekonomi Indonesia yang lebih besar lagi.... (*/OSD/MON/SHA) 
 
sumber : Kompas Cetak via internasional.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar