Hujan Ikan dan Katak

Dilaporkan bahwa pada 25 dan 26 Februari, terjadi fenomena hujan ikan di Lajamanu, Australia, sekitar 200 mil dari pantai.
Ikan-ikan tersebut diyakini jenis ikan putih kecil yang disebut tengger kelip, umum ditemukan di perairan Australia bagian utara. Menurut Balmer, ketika jatuh ikan-ikan itu masih hidup.
Photo Hujan Ikan dan Katak
Pukul 6 pagi Tanggal 24 Juni 2009, seorang penduduk di Kota Shunan, Jepang mendengar suara benda dari atas berjatuhan di atap rumahnya.  ia menemukan sekitar 20 bangkai kecebong basah berserakan di tanah dan atap. Bangkai tersebut masing-masing berukuran panjang 3-4 centimeter dan mulai tumbuh kaki.
Para penduduk dari Lajamanu, Maningrida, dan Hermannsburg menceritakan pengalaman mereka menyaksikan hujan ikan kepada Northern Territory News. Salah seorang mengatakan, sewaktu kecil teman-temannya akan pergi memancing di oval (sebuah lapangan sepak bola Australia), ketika ikan-ikan berjatuhan dari langit.
Setiap tahun, penduduk desa di Yoro, Honduras terbiasa mempersiapkan wadah seperti ember dan baskom selama musim penghujan antara Mei dan Juli dengan ha-rapan terjadi peristiwa tahunan hujan ikan.
Meski tidak ada kasus lain yang cukup menyerupai kejadian di Yoro, turunnya hujan hewan air, amfibi, dan hal-hal aneh lain kerap terjadi di berbagai daerah.
Pada 1578, tikus besar berwarna ku-ning berjatuhan dari langit di atas Bergen, Norwegia.
Pada Januari 1877 di Memphis, Tennessee, pakar ilmuwan Amerika merekam fenomena jatuhnya hujan ular dan diperkirakan ular-ular ini memiliki panjang 20 inci atau 51 centimeter.
Februari 1877, substansi berupa serpihan berwarna kuning jatuh di Penchloch, Jerman. substansi itu dilaporkan tebal, mengeluarkan bau wangi, berbentuk anak panah, biji kopi, dan cakram bulat.
Pada Desember 1974, selama beberapa hari terjadi hujan telur rebus di atas sebuah sekolah dasar di Berkshire, Inggris.
Pada 1969, terjadi hujan daging dan darah di sebagian besar wilayah Brasil.
Pada 1989, boneka kayu dengan kepala yang terbakar atau tidak utuh jatuh dari la-ngit di atas Kota Las Pilas, Cantabria.
Di tahun 2007, terjadi fenomena hujan katak kecil di atas Alicante, Spanyol, dan hujan laba-laba yang membanjiri Cerro San Bernardo, Salta, Argentina. Seorang pembaca The Epoch Times mengambil foto kejadian tersebut.
Hujan darah (dikonfirmasi oleh laboratorium analisis) di Kota Choco, Kolombia terjadi pada 31 Juli 2008.
Peneliti AS Charles Fort (1874-1932) menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari hujan asing. Ia mengumpulkan sekitar 60.000 kliping surat kabar, majalah, dan sumber-sumber lain mengenai kejadian-kejadian yang tidak biasa. Sepanjang karirnya, Fort berhasil mencatat kasus hujan salib, koin, ular, perangko kuno China, darah, katak, serangga, kapas, minyak, dan zat cair.
Northern Territory News mengutip peramal senior Ashley Patterson dari Australia Bureau of Meteorology, yang berusaha menjelaskan fenomena hujan ikan di Australia. Teorinya tidak jauh berbeda dari kebanyakan yang dipercaya ilmuwan lain, bahwa ikan dapat tersedot ke atas awan melalui angin puyuh, puting beliung, atau tornado, terbawa awan yang berjalan, dan kemudian jatuh lagi, mendarat jauh dari lokasi asal mereka.
“Dengan sebuah arus ke atas, (ikan dan air yang tersedot) bisa mencapai ketinggian hingga 60.000 atau 70.000 kaki,” ujar Patterson. “Atau mungkin benda-benda itu terseret tornado, namun kami tidak memiliki laporan pasti.”
Namun, dalam sebagian besar kasus, teori ini tampaknya tidak menjelaskan mengapa hanya hewan atau objek tertentu yang akan jatuh dari langit. Mengapa arus udara memilih untuk mengangkat, misalnya, semua katak dari laguna tanpa mengambil air, lumpur, alga, dan spesies lainnya dari ekosistem yang sama?
Penjelasannya menjadi tidak masuk akal ketika, seperti dalam kasus hujan ikan di Australia, tidak ditemukan adanya sumber air di wilayah tersebut, tidak juga angin topan atau tornado yang tercatat pada saat atau beberapa hari sebelum fenomena terjadi.
Dalam banyak kasus, orang cenderung untuk menghubungkan fenomena berupa eksperimen oleh pesawat alien atau jalan antara dimensi nyata dan khayal, di mana sesuatu materi yang eksis tiba-tiba menghilang dari langit. Dalam beberapa kasus fenomena ini telah disalah artikan sebagai “badut kosmik”, anggapan bahwa kehidupan yang lebih tinggi ingin dihibur oleh reaksi manusia atas hujan aneh tersebut.
Hingga kini, hujan materi masih belum bisa dijawab, meninggalkan misteri dan keraguan, namun peristiwa ini telah tercatat dalam dokumen seperti Alkitab dan tulisan-tulisan Mesir kuno. Apakah hal itu dikarenakan angin puting beliung? Apakah itu fenomena cuaca yang dapat dijelaskan dengan sempurna?  Apapun itu, lain waktu di saat langit gelap sebaiknya Anda lebih dulu diingatkan, mungkin fenomena yang terjadi tidak sekedar hujan air.

0 komentar:

Posting Komentar