Sekitar 200 gubuk liar di Taman Bersih, Manusiawi, dan Berwibawa atau  BMW, Tanjung Priok, Jakarta Utara, kembali dirobohkan secara paksa dan  puing-puing bangunan itu dibakar petugas tramtib, Rabu (8/10) pagi.  Warga berteriak, menangis dan berusaha melawan sehingga dua orang  terluka.
Warga yang terluka adalah Iwan (38) dan Haryadi (40). Iwan menderita  luka memar di bahu kanan. Haryadi luka memar di kaki kiri. ”Kami digebuk  ramai- ramai oleh belasan petugas,” kata Haryadi.
”Kalian itu pengecut, beraninya hanya sama warga miskin yang tidak  berdaya,” seru sejumlah perempuan korban penggusuran, termasuk Ny Salmah  (36), kepada para petugas tramtib yang mengeroyok dua warga tersebut.
Penggusuran yang melibatkan 800 petugas Tramtib Pemkot Jakarta Utara  dimulai pukul 08.00. Saat itu petugas mulai merobohkan dan membakar  gubuk liar.
Buka pakaian
Berbagai upaya dilakukan warga untuk menghalangi petugas. Ada yang  hanya berdiam diri, tetapi ada juga yang menangis, menjerit, dan  berteriak. Bahkan sekelompok ibu mencopot bajunya hingga telanjang.  Sekelompok pria dewasa terlibat aksi dorong dengan petugas sehingga  terjadi bentrokan.
Penggusuran ini adalah yang kedua setelah penggusuran pertama pada 24  Agustus 2008. Saat itu 4.000 orang kehilangan rumah dan tempat usaha  setelah 5.000 petugas gabungan membongkar paksa 1.126 bangunan di taman  tersebut. Belasan korban penggusuran terluka.
Belakangan ada sebagian warga tetap bertahan dengan membangun gubuk  seadanya. Ada yang membangun di antara serakan puing bangunan, tetapi  ada juga yang mendirikan gubuk di tepi rel kereta api Ancol-Tanjung  Priok.
Hingga tiba penggusuran kedua, Rabu kemarin, ada sekitar 200 keluarga  yang masih bertahan. ”Setelah penggusuran ini kami tidak tahu tinggal  di mana lagi,” kata Ny Ani (38), korban penggusuran sambil menangis.
Korban penggusuran bingung harus pindah ke mana. Sementara ini mereka  bertahan di sisi rel kereta api ruas Ancol-Tanjung Priok. Warga juga  menyesalkan tindakan petugas karena tidak menyediakan angkutan gratis  bagi warga yang hendak pindah. ”Juga tidak ada tawaran pindah ke rumah  susun,” kata Ani.
Kepala Suku Dinas Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat  (Tramtib Linmas) Jakarta Utara Sulistyarto menjelaskan, pihaknya tidak  melakukan penggusuran. Petugasnya hanya ingin membersihkan kembali taman  dari hunian liar itu.
”Taman BMW adalah aset Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Jakarta Utara  hanya menjaga dan mengamankannya,” kata Sulistyarto menjelaskan.
Kawasan Taman BMW termasuk dalam Waduk Papanggo seluas total 66,5  hektar. Lahan taman yang diokupasi warga seluas 26,5 hektar. Lahan mulai  diokupasi sejak pertengahan tahun 1998, tetapi semakin padat oleh  pendatang pada tahun 2007 setelah ada penggusuran hunian liar di  sepanjang kolong tol Tanjung Priok hingga Jembatan Tiga.
Menurut Kepala Bagian Administrasi Sarana Perkotaan Pemkot Jakarta  Utara Heru B Hartono, Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Jakarta Utara akan  segera menguruk lahan sebagai tahap awal pembangunan stadion olahraga  bertaraf internasional.
Pengerukan diperkirakan selesai akhir Oktober ini. Pada awal  November, lahan akan diberi pagar tembok untuk mencegah kembali  berdirinya hunian liar. Anggaran pemagaran lahan di Taman BMW itu  diperkirakan mencapai Rp 5 miliar. 
akuindonesiana.wordpress.com 

 
 
 
 
 
 
 
 
 











0 komentar:
Posting Komentar